ACARA 2
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
Disusun Oleh :
NAMA :
SITI ISTIKOMAH ISNAENI
NIM :
I1A015043
KELAS :
A
KELOMPOK : 5
ROMBONGAN : 1
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2017
A. Latar
Belakang
Makanan adalah sesuatu yang sangat mutlak diperlukan dalam suatu
kehidupan terutama manusia. Maka dari itu makanan harus dikelola dengan baik
agar tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya yang dicampurkan. Makanan
adalah semua bahan baik dalam dalam bnrtyk alamiah maupun dalam bentuk buatan
yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan. Makanan yang mengandung
bahan-bahan berbahaya ini dapat mengakibatkan penyakit tanpa membedakan umur,
jenis kelamin, ras dan sebagainya. Untuk mengetahui kandungan berbahaya yang
terdapat di dalam makanan salah satunya adalah dengan dilakukannya pengujian
makanan dengan menggunakan makanan (Merta dan Nyoman, 2012).
Makanan juga dapat menjadi media
penyebaran penyakit. Dengan demikian, penanganan makanan harus mendapatkan
perhatian yang cukup. Oleh karena itu untuk produksi makanan di Indonesia telah
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/Menkes/XII/1976. Bab II pasal
2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di
wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar
mutu, atau persyaratan yang telah ditetapkan untuk setiap jenis makanan
(Susanna dan Budi, 2013).
Kontaminasi makanan dapat menyebabkan
berubahnya makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang
ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut dengan food born disease. Penyakit bawaan
makanan merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun berkembang. Statistik
cenderung belum menyajikan data sebenarnya yang ada di masyarakat. Oleh karena
itu diperlukan pengambilan sampel makanan untuk meneliti dari kualitas makanan
yang diedarkan. Pengambilan sampel digunakan untuk mengetahui bahaya-bahaya
yang ditimbulkan dari makanan dengan mengambil sedikit dari jumlah makanan yang
ada namun harus mewakili dari keseluruhan makanan.
B. Tujuan
Tujuan
praktikum ini yaitu mengetahui pengambilan sampel yang baik untuk sampel yang
berupa daging ayam potong, bubur, dan agar-agar.
C. Tinjauan
Pustaka
Menurut
Adawiyah (2015), teknik pengambilan sampel makanan harus dilakukan dengan
benar. Tidak tepat dalam pengambilan sampel, hasil analisis kimia yang
diperoleh tidak dapat menggambarkan kondisi yang representatif atau mewakili
keseluruhan dari bahan yang akan dianalisis. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka dalam pengambilan sampel perlu diperhatikan beberapa parameter sebagai
berikut:
1.
Homogenitas
sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap homogenitas
bahan, dimana bagian yang berukuran dan berat lebih besar cenderung terpisah
dengan bagian yang lebih kecil dan ringan (regresasi). Oleh karena itu sebelum
sampel diambil, bahan harus dicampur secara merata atau sampel diambil secara
acak dari beberapa bagian baik bagian dasar, tengah, maupun bagian atas sehingga
diperoleh sampel yang representatif.
2.
Cara
pengambilan sampel
Sampel
dari bahan dapat diambil secara nonselektif atau selektif. Nonselektif adalah
pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan tanpa memperhatikan atau
memisahkan bagian dari bahan tersebut.
3.
Jumlah
sampel
Jumlah
sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat representatif
sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung dari kebutuhan untuk
evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya. Sebagai pedoman jumlah sampel
yang diambil adalah 10% dari jumlah bahan.
4.
Penanganan
sampel
Sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak rusak atau
berubah sehingga mempunyai sifat yang berbeda dari mana sampel tersebut
diambil. Misalnya terjadi penguapan air, pembusukan ataupun tumbuhnya jamur.
Sampel yang mempunyai kadar air rendah kemungkinan terjadinya kerusakan sampel
kecil sekali. Sampel demikian dapat langsung dimasukkan ke kantong plastik dan
dibawa ke laboratorim. Sampel dengan kadar air tinggi seperti silase, maka
kemungkinan terjadinya penguapan air sangat besar. Sehingga untuk mengontrol
penguapan air, maka sampel yang telah diambil harus segara ditimbang,
dimasukkan ke dalam kantong plastik kedap udara, dibawa ke laboratorium dan
segera dianalisis kadar bahan keringnya. Jika tidak dianalisis segera maka
sampel yang telah diambil segera timbang, dikeringkan atau dijemur sampai
beratnya konstan. Kemudian baru dibawa ke laboratorium
5.
Prosesing
sampel
Untuk
tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia dan biologis, semua
sampel harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.
D. Metode
1.
Alat
a.
Label
b.
Kantong
plastik tebal
c. Icebox
d.
Alat
tulis
2.
Bahan
a.
Daging
ayam potong
b.
Bubur
c.
Agar-agar
3.
Cara
kerja
a.
Tentukan
lokasi yang akan diambil sampel makanannya
b.
Siapkan
alat
c.
Untuk
pengambilan sampel secara kimia tidak ada perlakuan khusus, mintalah kepada
penjual sebagaimana pembeli pada umumnya
d.
Isi
kuesioner
e.
Segera
masukkan ke dalam kantong plastik tebal
f.
Jika
jarak antara tempat pengambilan sampel dan laboratorium cukup jauh, simpan
dalam icebox
g.
Jika
jarak-jarak antara tempat pengambilan sampel dan laboratorium dekat dan
terjangkau segera kirim ke laboratorium untuk diperiksa
E. Hasil
1.
Kuesioner
Pengambilan Sampel Daging Ayam Potong
a.
Data
Umum
Nama
pemilik : Ibu Ikmah
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa
Petanahan Kecamatan Petanahan
Lama
berjualan : 5 tahun
Jenis
makanan : daging
ayam
Jumlah
karyawan/penjamah : -
No. ijin
usaha : -
Nama
pemeriksa : Kelompok 5
Rombongan 1 Kelas A
Tanggal
pemeriksa : 28 November
2017
b.
Data
khusus
1)
Bahan
baku
a)
Bahan
baku berasal dari mana?
Jawaban:
Ternak sendiri
b)
Waktu
membeli bahan baku?
Jawaban: -
c)
Berapa
hari sekali membeli bahan baku?
Jawaban: -
d)
Tempat
penyimpanan bahan baku?
Jawaban: -
2)
Pengolahan
makanan
a)
Apakah
mengolah makanan sendiri?
Jawaban: -
b)
Berapa
lama proses mengolah makanan?
Jawaban: -
c)
Apakah
penjamah makanan paham tentang bahan tambahan makanan?
Jawaban:
ya, paham
d)
Apakah
dalam pengolahan makanan penjamah menambahkan bahan tambahan makanan?
Jawaban: tidak menambahkan bahan pangan
e)
Jika
iya, tambahan makanan yang digunakan apa? Tujuan penambahan bahan tambahan
makanan?
Jawaban: -
f)
Berapa
takaran penambahan bahan tambahan makanan?
Jawaban: -
3)
Penyimpanan
makanan jadi
a)
Apakah
makanan jadi di tempatkan di wadah tertutup dan terlindungi dari pencemar dan
binatang penganggu?
Jawaban: ayam yang sudah dipotong
dan siap untuk dijual tidak ditempatkan di wadah tertutup
b)
Berapa
lama penyimpanan bahan makanan?
Jawaban:
tidak disimpan
c)
Jika
tidak habis apakah makanan tersebut dijual kembali?
Jawaban:
tidak dijual kembali
d)
Apakah
keluarga dan penjamah juga ikut mengkonsumsi makanan yang dijual?
Jawaban:
ya, ikut mengonsumsi
2.
Kuesioner
Pengambilan Sampel Bubur
a.
Data
Umum
Nama
pemilik : Tri
Sumarni
Pendidikan : SD
Alamat : Grendeng RT
06 RW 07
Lama
berjualan : 30 Tahunan
Jenis
makanan : Bubur
Jumlah
karyawan/penjamah : -
No. ijin
usaha : -
Nama
pemeriksa : -
Tanggal
pemeriksa : 28 November
2017
b.
Data
khusus
1)
Bahan
baku
a)
Bahan
baku berasal dari mana?
Jawaban: dari
pasar
b)
Waktu
membeli bahan baku?
Jawaban:
setiap hari
c)
Berapa
hari sekali membeli bahan baku?
Jawaban: 1
hari atau 2 hari sekali
d)
Tempat
penyimpana bahan baku?
Jawaban: alat
pendingin
2)
Pengolahan
makanan
a)
Apakah
mengolah makanan sendiri?
Jawaban:
ya, mengolah makanan sendiri
b)
Berapa
lama proses mengolah makanan?
Jawaban:
sekitar 1 jam
c)
Apakah
penjamah makanan paham tentang bahan tambahan makanan?
Jawaban:
tidak paham
d)
Apakah
dalam pengolahan makanan penjamah menambahkan bahan tambahan makanan?
Jawaban:
tidak menambahkan bahan tambahan pangan
e)
Jika
iya, tambahan makanan yang digunakan apa? Tujuan penambahan bahan tambahan
makanan?
Jawaban: -
f)
Berapa
takaran penambahan bahan tambahan makanan?
Jawaban: -
3)
Penyimpanan
makanan jadi
a)
Apakah
makanan jadi di tempatkan di wadah tertutup dan terlindungi dari pencemar dan
binatang penganggu?
Jawaban:
di tempat terbuka namun disimpan di tempat yang aman
b)
Berapa
lama penyimpanan bahan makanan?
Jawaban: tidak lama dalam proses penyimpanan, membuat pada malam hari
dan langsung di jual di pagi hari
c)
Jika
tidak habis apakah makanan tersebut dijual kembali?
Jawaban: tidak dijual kembalai, namun diberikan ke hewan peliharaan
d)
Apakah
keluarga dan penjamah juga ikut mengkonsumsi makanan yang dijual?
Jawaban:
ya
3.
Kuesioner
Pengambilan Sampel Agar-Agar
a)
Data
Umum
Nama
pemilik : Sibad
Pendidikan : SMA
Alamat : Desa
Petanahan Kecamatan Petanahan
Lama
berjualan : 7 tahun
Jenis
makanan : Agar-agar
Jumlah
karyawan/penjamah : 4 orang
No. ijin
usaha : -
Nama
pemeriksa : -
Tanggal pemeriksa : -
b)
Data
khusus
1)
Bahan
baku
a)
Bahan
baku berasal dari mana?
Jawaban:
dari supplier yang mengantarkan ke toko
b)
Waktu
membeli bahan baku?
Jawaban:
hanya menerima makanan yang sudah jadi
c)
Berapa
hari sekali membeli bahan baku?
Jawaban: -
d) Tempat penyimpana bahan baku?
Jawaban: -
2)
Pengolahan
makanan
a)
Apakah
mengolah makanan sendiri?
Jawaban: -
b)
Berapa
lama proses mengolah makanan?
Jawaban: -
c)
Apakah
penjamah makanan paham tentang bahan tambahan makanan?
Jawaban:
ya paham
d) Apakah dalam pengolahan makanan penjamah menambahkan
bahan tambahan makanan?
Jawaban:
tidak tahu karena hanya menerima makanan setoran
e)
Jika
iya, tambahan makanan yang digunakan apa? Tujuan penambahan bahan tambahan
makanan?
Jawaban: -
f)
Berapa
takaran penambahan bahan tambahan makanan?
Jawaban: -
3)
Penyimpanan
makanan jadi
a)
Apakah
makanan jadi di tempatkan di wadah tertutup dan terlindungi dari pencemar dan
binatang penganggu?
Jawaban:
ya
b)
Berapa
lama penyimpanan bahan makanan?
Jawaban: makanan jika tidak habis akan dikembalikan ke supplier
c)
Jika
tidak habis apakah makanan tersebut dijual kembali?
Jawaban:
tidak dijual kembali
d) Apakah keluarga dan penjamah juga ikut mengkonsumsi
makanan yang dijual?
Jawaban:
ya ikut mengonsumsi
F. Pembahasan
Dilakukannya pengambilan sampel dengan
cara yang benar akan menghasilkan analisis praktikum yang representatif dengan
keadaan yang sebenar-benarnya pada sampel yang akan diteliti (Raymond, 2003).
Dari pengambilan sampel praktikum ini digunakan sampel yaitu daging ayam
potong, bubur, dan agar-agar yang memiliki warna merah. Perlakuan untuk sampel
ayam potong yaitu dengan cara memasukkan sampel langsung ke dalam kantong
plastik tebal setelah dilakukan pembelian. Karena pembelian dilakukan satu hari
sebelum dilakukannya praktikum maka sampel diletakkan di alat pendingin agar
sampel daging ayam potong tidak berbau busuk. Dimasukkannya sampel ke dalam alat
pendingin ini tidak akan berpengaruh ke zat-zat yang terkandung di daging ayam
potong yang dijadikan sampel.
Perlakuan terhadap sampel bubur yaitu
setelah sampel dibeli langsung dimasukkan ke dalam kantong plastik tebal.
Pembelian sampel bubur dilakukan pada hari dilakukannya praktikum, hal ini
dilakukan karena sampel bubur yang mudah basi jika dibeli beberapa hari sebelum
dilakukannya praktikum. Untuk perlakuan sampel agar-agar yang berwarna merah
yaitu dengan cara memasukkan ke alat pendingin setelah beberapa selang waktu
pembelian. Dimasukkannya sampel berupa agar-agar ke alat pendingin berfungsi
untuk sampel lebih bertahan lama karena pembelian sampel agar-agar dilakukan
satu hari sebelum dilakukannya praktikum.
G. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sampel harus mengetahui apakah
sampel yang akan dilakukan penelitian terbuat dari bahan yang padat atau
terbuat dari bahan cair. Hal ini akan membuat perlakuan yang berbeda pada
setiap jenis sampel yang akan diteliti agar hasil yang didapatkan akan
representatif dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, D.R Waysina. 2015. Evaluasi Sensori Produk Pangan Edisi 1. Fakultas Teknologi
Pertanian. Istitut Pertamiam Bogor: Bogor.
Departemen Kesehatan RI. 1976. Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Merta, I Wayan, dan Nyoman Mastra. 2012. Observasi
Angka Kuman Usap Alat Makan di Panti Asuhan Tat Twam Asi Renon Denpasar. Jurnal Skala Husada. Vol 8(2): 157-160.
Putria, Farina Virginia. 2013. Electronic Word of
Mouth dan Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Restoran dan Kafe di
Surabaya. Jurnal Skala Husada. Vol.
3(2): 12-15.
Raymond, J. 2003. Food
and Beverage Service Management. Jakarta: Erlangga.
Susanna, Dewi, Budi Hartono. 2013. Pemantauan Kualitas
Makanan Ketoprak dan Gado-Gado di Lingkungan Kampus UI Depok Melalui
Pemeriksaan Bakteriologis. Jurnal Makara Seri
Kesehatan. Vol 7(1): 21-29.
LAMPIRAN
Dokumentasi
|
Deskripsi
|
Foto sampel
daging ayam untuk pengujian formalin
|
|
Gambar sampel
untuk uji Rhodamin B pada agar-agar
|
|
Gambar
pengambilan sampel bubur
|
Cara pengambilan sampel makanan dan Usap Alat Makan untuk uji raboratorium
BalasHapuskeluarkan alat-alat dan bahan yang berada dalam box sampel diantaranya :
Larutan Alkohol
Larutan Buffer Phosfat
botol Lidi khapas yang telah disterilkan menggunakan Oven
piring
kompor spiritus
sendok dan garpu untuk usap alat
plastik klip
Botol steril yang sudah disterilkan menggunakan Oven
Petri dish yang sudah disterilkan menggunakan Oven
Pinset yang sudah disterilkan menggunakan Oven
minuman yang sudah jadi dan minuman kemasan
makanan Kemasan dan makanan basah
https://cai-astriani.blogspot.com/2020/03/cara-pengambilan-sampel-makanan-dan.html